
Pdt. Reflon Pakasi, S.Th
Gembala GPdI Hosana Ruteng
Hidup dalam Kasih dan Iman kepada Kristus
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi berbagai tantangan, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun hubungan sosial. Kadang-kadang, masalah yang datang membuat kita merasa lelah dan kehilangan harapan. Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap hidup dalam kasih dan iman kepada Kristus, yang selalu menyertai kita dalam setiap keadaan.
Kasih sebagai Dasar Kehidupan Orang Percaya
Kasih adalah inti dari ajaran Kristus. Dalam Matius 22:37-39, Yesus berkata:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Dari ayat ini, kita belajar bahwa kasih kepada Tuhan harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Kasih kepada sesama juga harus tercermin dalam sikap, perkataan, dan perbuatan kita sehari-hari. Mengasihi tidak hanya berarti berbuat baik kepada mereka yang bersikap baik kepada kita, tetapi juga kepada mereka yang sulit untuk dikasihi.
Yesus memberikan teladan kasih yang sempurna. Ia mengasihi bahkan orang-orang yang menolak dan menganiaya-Nya. Sebagai pengikut-Nya, kita juga dipanggil untuk mengasihi dengan tulus, tanpa mengharapkan balasan.
Iman yang Teguh dalam Setiap Keadaan
Dalam perjalanan hidup, kita tidak selalu berada dalam kondisi yang nyaman. Ada saat-saat di mana kita mengalami pencobaan, pergumulan, dan kesulitan. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita dalam Ibrani 11:1:
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Iman berarti percaya bahwa Tuhan selalu bekerja dalam setiap situasi, bahkan ketika kita tidak dapat melihat jalan keluarnya. Ketika kita menghadapi masalah, kita harus tetap berpegang teguh pada janji Tuhan, karena Dia setia dan tidak pernah meninggalkan kita.
Salah satu contoh iman yang luar biasa adalah kisah Ayub. Meskipun kehilangan segala sesuatu yang ia miliki, Ayub tetap percaya kepada Tuhan. Pada akhirnya, Tuhan memulihkan hidupnya dan memberkatinya lebih dari sebelumnya.
Menjadi Terang di Tengah Dunia
Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menjadi terang bagi dunia. Yesus berkata dalam Matius 5:16:
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Terang kita harus terpancar melalui tindakan kita. Ketika kita hidup dalam kasih dan iman, orang lain akan melihat perbedaan dalam diri kita. Kesaksian hidup kita dapat membawa orang lain lebih dekat kepada Tuhan.
Kesimpulan
Hidup dalam kasih dan iman kepada Kristus adalah panggilan bagi setiap orang percaya. Kasih kepada Tuhan dan sesama harus menjadi dasar dalam setiap aspek kehidupan kita. Selain itu, kita harus memiliki iman yang teguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Ketika kita hidup dalam kasih dan iman, kita tidak hanya mengalami damai sejahtera dari Tuhan, tetapi juga menjadi alat-Nya untuk menyatakan kemuliaan-Nya di dunia ini. Mari terus berjalan bersama Tuhan, mengandalkan Dia dalam setiap langkah, dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita.
Tuhan Yesus memberkati! 🙏✨
